UMS, Fakultas Psikologi – Teater Lugu mengadakan pagelaran teater berjudul “Sepenggal Kisah Dimensi Demensia” di Teater Area Taman Budaya Jawa Tengah, Jum’at (23/11). Karya tersebut ditulis dan disutradarai oleh Dimas Huda Mahendra serta diasisteni oleh Erma Damayanti dan Juniarto E. W.
Lebih dari 300 penonton berkumpul untuk menyaksikan pagelaran pentas budaya yang bertajuk “Sepenggal Kisah Dimensi Demensia” oleh Teater Lugu yang berlangsung dari pukul 19.00 WIB. Pentas ini mengangkat tema bernuansakan psikologi dengan mengambil salah satu gangguan yang sering dikenal dalam dunia psikologi, demensia.
Yusril Haykal sebagai Pimpinan Produksi mengungkapkan bahwa sebelum pementasan, Teater Lugu mengadakan latihan rutin selama 3 bulan. Latihan tersebut dimulai dari jam 15.00 sampai maghrib untuk latihan fisik, setelah itu dilanjutkan untuk latihan reading naskah, perpindahan dipanggung, dan hal-hal lain terkait pementasan.
Pementasan ini dilakukan oleh para mahasiswa psikologi yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa Teater Lugu, beberapa pemain di antaranya adalah Evi, Wintan Musya, Suci, Ivan, Khusnul, Wibisono, dan Erma. Selama pementasan juga terdapat backsound musik yang dimainkan oleh Arya, Meirza, Intania, Dhona, Dimas, Intan, Tegar, Latif, dan Eki.
Yusril berharap pentas ini dapat memberikan pengetahuan kepada para penonton mengenai demensia, mengetahui gejala-gejalanya, sekaligus mengetahui pencegahan untuk penyakit tersebut. “Semoga seni di indonesia lebih menyeni lagi,” tuturnya, Selasa (4/11).
Bayu Setya Budi salah satu penonton mengungkapkan bahwa ia merasa excited dapat menyaksikan pentas budaya tersebut. Bayu memberi komentar positif terhadap para pemeran yang sudah menampilkan penampilan terbaik. Bayu berharap, ke depannya Tetater Lugu dapat melaksanakan seminar seni nasional dengan mendatangkan para seniman nasional (13/11). (yad)
Pingback: cialis from canada
Pingback: ankara travesti
Pingback: kütahya günlük apart daire
Pingback: porn
Pingback: takipçi satın al tumblr
Pingback: kütahya günlük apart
Pingback: child porn
Pingback: child porn
Pingback: ankara psikolog