International Teaching Collaboration atau ITC dengan fokus Community Psychology adalah agenda kuliah visiting profesor yang digelar oleh Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Acara ini dilaksanakan secara online melalui Zoom Meeting selama dua hari, pada hari Rabu, 2 Juni dan 9 Juni 2021 mulai pukul 14.00 hingga 17.00 sore WIB. Acara ini disambut dengan antusias oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Psikologi UMS, dengan jumlah 460 peserta pada hari pertama dan 500 peserta pada hari kedua.
Hari pertama pelaksanaan ITC menghadirkan Prof. Dr. Mohammed Seedat dari University of South Africa, Johannesburg sebagai pembicara dan Dra. Yayah Khisbiyah, M.A sebagai fasilitator acara. Acara ini mengangkat tema “Decolonial Community Psychology”. Materi yang dibahas adalah tentang Community Psychology, Social Justice dan Decolonization.
Sementara pada hari kedua, ITC menghadirkan dua pembicara yaitu Prof. Dr. Mohammed Seedat dari University of South Africa, Johannesburg dan Prof. M Rashed dari University of the Western Cape sebagai pembicara. Acara ini dipandu Dra. Yayah Khisbiyah, M.A selaku fasilitator acara. Acara ini mengangkat tema “Bringing South African and Indonesian Students into Dialogue on Careers in Social Justice Psychologies”. Fokus dari acara ini adalah presentasi dari mahasiswa Afrika Selatan dan Indonesia. Terdapat enam mahasiswa presenter dari Afrika Selatan yaitu Christiaan Francois Theron, Hendrik Juan Lombard, Tess Tambourlas, Olwethu Nodo, Charné Petinger dan Toughieda Basadien. Dari Indonesia, terdapat lima mahasiswa presenter yaitu Muhammad Budka Risaladina, Luthfia Ayu Rizky, Fiki Auliyati, Husain Ali As-Syafi’I dan Naufa Nugraha Triatna. Topik bahasan presentasi mahasiswa sangat bervariasi dan menarik, mulai dari dampak psikologis Covid-19, psikososial dinamik dari kekerasan dalam rumah tangga hingga efektivitas dzikir.
Acara International Teaching Collaboration ini mendapat tanggapan yang sangat positif dari peserta. Tema yang diangkat dinilai berkaitan erat dengan materi yang sedang diajarkan di perkuliahan, sehingga penjelasan dari narasumber sangatlah relevan dan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa. Meski demikian, terdapat sebagian peserta yang terkendala bahasa Inggris karena tidak dijelaskan dengan memadai oleh fasilitator. Oleh karena itu, beberapa saran yang diberikan untuk acara ini adalah fasilitator dapat memberikan terjemahan singkat dari materi yang dipaparkan secara berkala dan media PPT diharapkan lebih dipersiapkan lagi agar dapat lebih mudah dipahami. (AH)